UTS-3 My Stories

Awal Titik Balik

Oleh: Salma Az Zahra

Sore itu, selepas sholat Maghrib, udara di rumah terasa hangat dan tenang. Cahaya senja perlahan memudar. Aku duduk di ruang tengah, dengan mata terpaku pada layar TV sambil sesekali bermain.

Ibuku datang dan berkata,
“Besok kan kamu UTS, yuk belajar dulu.”

Aku menjawab,
“Iya, nanti, Bun. Salma mau nonton tv dulu.”

Lalu aku lanjut menonton TV. Ibuku menatapku sejenak, sebelum akhirnya berkata dengan nada tegas:
“Kalau kamu maunya main terus, ya sudah. Besok bunda bilang ke guru kamu kalau kamu udah nggak mau belajar dan sekolah.”

Selayaknya anak yang masih duduk di bangku SD, aku mendunduk dan terdiam. Kata-kata itu membuatku mulai menangis dan hati kecilku merasa bersalah. Layar TV masih menyala, tapi aku tidak lagi memperhatikan acaranya. Kata-kata itu menancap, membuatku terhenti sejenak dari kesibukan menonton tv dan bermain. Selama ini aku terlalu sering menunda belajar, lebih memilih bermain, dan tidak pernah benar-benar fokus di sekolah.

Aku mulai menyadari bahwa setiap kali menunda belajar, aku tidak memberi kesempatan pada diriku sendiri untuk berkembang. Aku ingat semua mimpi yang ingin kugapai. Semua itu terasa jauh ketika aku terlalu asik bermain.

Aku meminta maaf pada ibuku dan langsung menyiapkan buku dan materi untuk UTS keesokan harinya. Malam itu, aku mulai belajar dengan sungguh-sungguh, mengatur waktu antara bermain dan belajar, dan mencoba fokus sepenuhnya pada setiap pelajaran.

Hasilnya luar biasa. Dari yang awalnya tidak pernah masuk tiga besar, aku berhasil meraih juara 1 di kelas. Disamping itu, aku mulai konsisten untuk belajar setiap hari, tidak hanya untuk mempersiapkan ujian, tapi juga untuk semua tugas yang diberikan. Prestasiku di sekolah meningkat dan aku berhasil mempertahankan pencapaian akademikku.

Pengalaman itu mengajarkanku pelajaran sederhana namun berharga:
Usaha yang konsisten dan tekad yang kuat akan membuahkan hasil yang nyata. Terkadang, hal-hal yang awalnya tampak tidak mungkin, akhirnya bisa dicapai jika kita sungguh-sungguh berusaha.

Aku belajar untuk tidak menyerah dan tetap berproses. Mulai saat itu, setiap kali menghadapi tantangan, aku mengingat momen dimana ibu memberiku pilihan sederhana tapi penting, dan aku akhirnya menyadari arti sungguh-sungguh dalam usaha. Pelajaran itu tetap hidup dalam diriku, mengingatkan bahwa fokus, kesabaran, dan kerja keras adalah kunci untuk menggapai tujuan.